<p><strong>DALUNG (29/06/2025)</strong> - Tradisi “Ngejot” pada Hari Raya Idul Adha yang dilaksanakan di MT. AL-Hijrah Blok Q 67 Banjar Bhineka Nusa Kauh di halaman musholla pada Jumat (6/6). Kegiatan kurban ini merupakan serangkaian kegiatan Hari Raya Idul Adha yang dilaksanakan oleh warga atau masyarakat beragama muslim di lingkungan Banjar Bhineka Nusa Kauh, dengan mengajak warga di lingkungan Banjar Bhineka Nusa Kauh bersama-sama membantu kegiatan ini. Kegiatan ini juga dibantu oleh pecalang agama Hindu di lingkungan ini karena sudah menjadi keharusan untuk saling membantu apapun kegiatannya. </p> <p>Melihat dari filosofi “Ngejot” merupakan simbol toleransi beragama dan kebersamaan masyarakat. Tradisi ini menunjukan bahwa masyarakat saling menghormati perbedaan agama dan budaya masing-masing. Tradisi ini mempererat tali silaturahmi antar tetangga dan menciptakan rasa kekeluargaan yang kuat. Ngejot adalah tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat Banjar Bhineka Nusa Kauh. Tradisi ini merupakan bentuk interaksi komunikasi antar masyarakat dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, dan alam semesta. Tradisi ini dilaksanakan pada saat ada perayaan hari besar, seperti yang dilakukan oleh warga muslim di Banjar Bhineka Nusa Kauh yang merayakan Idul Adha. Tradisi Ngejot ini dilakukan dengan cara membawa makanan yang sudah jadi atau sudah dimasak sebelumnya, setelah itu makanan itu akan diberikan kepada warga non-muslim di wilayah tersebut. </p> <p>Diwawancarai di sela-sela kegiatan, Bapak Indroyono sebagai salah satu panitia di Banjar Bhineka Nusa Kauh menyampaikan tanggapannya terkait tradisi Ngejot yang dilakukan di lingkungan Banjar Bhineka Nusa Kauh, Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini sudah dipersiapkan sejak sebulan yang lalu melalui forum rapat bersama dengan pembahasan terkait siapa dan apa saja yang akan dilaksanakan nantinya. Kegiatan ini sudah berjalan secara lancar dengan bantuan dari masyarakat dan panitia yang sudah dibentuk sebelumnya.<strong> “Kegiatan ini dilaksanakan secara waktu yang pendek dikarenakan agar tidak melewati jam 12 siang dikarenakan akan melangsungkan ibadah jumat an. Syukur kita sudah membentuk panitia-panitia yang sekarang bertugas sesuai dengan tanggung jawabnya. Semoga kedepannya kegiatan ini selalu dilaksanakan dengan antusias dari para warga yang senantiasa membantu,”</strong> ungkapnya.</p> <p>Dilanjutkan dengan salah satu panitia yang bertugas di kegiatan tersebut, Ia menyampaikan tanggapannya terkait kegiatan pemotongan hewan kurban. Kami mendapatkan 6 ekor sapi dan 32 ekor untuk kambing, kegiatan ini juga sebenarnya untuk warga disini namun tidak menutup kemungkinan yang tidak dari sini pun ikut membantu kegiatan ini dan kita akan arahkan yang nantinya akan mendapatkan kupon. Kupon yang diberikan akan sangat membantu melihat relawan atau orang yang bukan asli sini untuk diawasi apakah relawan ini benar-benar membantu atau tidak. Di sini juga ada tradisi yang terus dilaksanakan ketika ada kegiatan kurban, yaitu “ngejot” di mana wilayah ini tidak hanya ada warga muslim namun non muslim juga dimana kita hidup berdampingan dengan perbedaan tetapi tetap bersama. Ngejot yang dilakukan juga adalah memberikan daging matang atau yang sudah jadi kepada warga non muslim. <strong>“Terlihat dari ibadah yang dilakukan pagi tadi kita menyiapkan kegiatan ini dengan syukur tidak sampai mengganggu lingkungan, jadi kegiatan ini berjalan sangat lancar karena persiapan sudah dilaksanakan secara matang-matang sebelumnya,”</strong>tutupnya.</p> <p><strong>(KIMDLG-008).</strong></p>
Wujud Toleransi Antar Umat Beragama pada Hari Raya Idul Adha di Desa Dalung
29 Jun 2025